Di tengah derasnya arus dunia yang kian materialistik, hadir sosok sederhana namun penuh semangat dalam menebar kebaikan—Si Kamsa, pengumpul dana sedekah dari desa kecil yang kini mulai dikenal luas karena konsistensinya dalam memfasilitasi kebaikan. Berbekal motor tua dan semangat besar, Kamsa tidak hanya meminta bantuan, tapi menawarkan kesempatan bagi banyak orang untuk menyalurkan sedekah kepada yang membutuhkan. Setiap hari ia keliling dari rumah ke rumah, dari toko ke warung, bukan untuk dirinya, tetapi demi anak yatim, janda tua, fakir miskin, dan warga yang kesulitan biaya berobat.
Apa yang dilakukan Kamsa sejatinya adalah perpanjangan tangan dari ajaran Rasulullah ď·ş yang sangat menekankan pentingnya bersedekah. Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad ď·ş bersabda:
“Sedekah tidak akan mengurangi harta. Tidaklah seorang hamba memberi maaf kecuali Allah akan menambah kemuliaannya. Dan tidaklah seseorang merendah karena Allah melainkan Allah akan meninggikannya.”
Kamsa memahami bahwa dirinya hanyalah jembatan. Tapi justru karena peran jembatan inilah, ia mampu menghubungkan dua dunia: dunia orang-orang yang punya rezeki lebih, dan dunia mereka yang bertahan hidup dari rezeki orang lain.
Apa yang dilakukan oleh Kamsa telah membuktikan satu hal penting: berbuat baik itu tidak harus menunggu kaya atau berkuasa. Cukup kemauan, sedikit tenaga, dan keikhlasan—semuanya bisa menjadi ladang amal yang tak terputus. Rasulullah ﷺ juga bersabda:
“Barang siapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala seperti orang yang melakukannya.”
(HR. Muslim, No. 1893)
Maka setiap sedekah yang berhasil disalurkan Kamsa, akan membawa pahala bagi para donatur, juga untuk dirinya sebagai penggerak kebaikan.
Si Kamsa hanya satu orang, tapi dampaknya telah menjangkau puluhan bahkan ratusan orang yang kini terbantu. Bayangkan jika ada 10, 50, atau 100 orang seperti Kamsa di tempat lain. Mari kita dukung dan teladani semangatnya. Tak harus keliling kampung seperti Kamsa. Kita bisa mulai dari hal sederhana: menyisihkan sedikit harta, menyalurkan ke lembaga terpercaya, atau bahkan cukup dengan membagikan informasi ajakan sedekah. Sebab dalam sedekah, semua menang. Yang memberi dilimpahi berkah, yang menerima merasakan nikmat, dan yang menyalurkan—seperti Si Kamsa—menjadi penghubung surga.